Kemiskinan dan kebodohan : Salah urus bangsa ini

Sering sekali kita dengar berbagai pendapat tentang kemiskinan dan kebodohan yang mempurukkan bangsa ini. Ada yang mengungkapkan dengan nada positif, berharap masalah itu beres, ada juga bernada tidak mau tahu, pokoknya miskin & bodoh salah sendiri. Bukan melulu salah orang miskin/bodoh itu juga, tapi salah pemerintah, salah rakyat, pendek kata - kesalahan kita semua, meskipun yang paling bersalah jelas Orde Baru.

Orde Baru (Orba) tidak pernah menaruh perhatian besar pada pendidikan. Sebagai rezim represif yg berkuasa secara militeristik, bagi para pejabat militer jaman itu jauh lebih penting menjaga status quo agar bisa terus berkuasa daripada mengakomodasi suara-suara yang hendak mengarahkan bangsa ini menjadi lebih baik. Alhasil, lambat namun pasti semakin banyak anak yang tidak lulus SD, SMP, SMA, bahkan tidak pernah sekolah sama sekali. Pemerintah buta oleh angka pertumbuhan ekonomi yg bagus, tidak sadar banyak masalah bangsa yang semakin kronis
hari lepas hari. Pelanggaran HAM semakin banyak dilakukan, mulai dari kasus Priok, Marsinah, Warsidi, dlsb.

Ketika bangsa ini memasuki masa Reformasi, penetrasi Internet dan media mencelikkan mata kita semua betapa bangsa ini sangat ketinggalan dan dilecehkan di mata dunia. Perekonomian yang ambruk, pengangguran yg menjadi-jadi, naiknya angka kemiskinan, munculnya kerusuhan2 bernuansa SARA, semua membuka mata kita semua bahwa telah terjadi salah urus yang sangat-sangat fatal. Sekarang, setelah 10 tahun berlalu masih belum banyak yg sudah kita lakukan untuk mengejar ketertinggalan kita, namun memang sudah lebih baik. Pendidikan diperhatikan, tata pemerintahan diatur sebaik mungkin, korupsi diberantas, demokrasi ditumbuh kembangkan, aspirasi masyarakat diakomodasi, jiwa wiraswasta (enterpreneurship) ditumbuh kembangkan. Memang sudah pada jalurnya.

Namun mari kita lihat masalah yang tersisa : 50% penduduk masih berpendidikan di bawah SMA, atau tidak pernah sekolah. Meskipun sekolah tidak selalu menjamin kehidupan yang lebih baik, namun setidaknya sekolah memberikan bekal & keterampilan untuk bertahan hidup dalam era Globalisasi sekarang, dimana persaingan sudah sangat keras. Setiap hari muncul OKB (orang kaya baru) namun jangan lupa juga ada OMB (orang miskin baru). Saya pernah memiliki tetangga yang memanjakan anak-anaknya, dan setelah anak mereka besar malah tidak mau bekerja, menganggur terus karena tidak memiliki keterampilan, tidak memiliki niat bekerja. Salah satu dari anak mereka malah ada yg akan diceraikan istrinya. Saat ini ortu mereka masih hidup, masih bisa mencukupi kebutuhan anak2 tidak berguna tsb, namun setelah ortu mereka meninggal, apa anak2nya tidak menjadi OMB ?

Depdiknas sudah merintis sekolah-sekolah untuk mendidik anak2. Saya punya kekuatiran, banyak ortu yg merasa pendidikan tidak ada gunanya, lebih baik anak2 mereka membantu pekerjaan ortu daripada membuang2 uang dan waktu. Saya katakan, memang tidak langsung kelihatan manfaatnya, namun ketrampilan mencari nafkah dan hidup bermasyarakat yang diajarkan di sekolah sangat tidak ternilai artinya bagi mereka yg sudah menapaki masa dewasa. Tanpa ilmu bagaimana orang bisa mencari nafkah, dan tanpa nafkah masa depannya sudah jelas : MISKIN.

Masih berkaitan dengan kemiskinan, masyarakat kita punya kebiasaan2 buruk yg sulit dihilangkan dan saling berkaitan : BOROS, tidak bisa mengelola keuangan, dan berHUTANG. Paling umum dilakukan oleh mereka yg OKB. Akibatnya bisa ditebak, kesejahteraan mereka hanya bertahan sebentar. Mengapa mereka berperilaku demikian : jelas karena tidak berpendidikan. Kita harus berhemat dalam segala hal. Kebiasaan boros ini sudah mengantarkan banyak institusi dan warga Amerika terpuruk dalam krisis ekonomi yg tidak berakhir. Hutang menumpuk, mungkin kelihatan sepele tapi hutang adalah hutang, meskipun tidak ada uang hutang tetap harus dibayar. Bahkan di mata hukum nyaris tidak ada perbedaan antara berhutang dan menggelapkan/mencuri uang !! Bila saya meminjamkan uang pada teman saya di pagi hari lalu sorenya saya lapor polisi atas pidana penggelapan ybs, maka teman saya akan dihadapkan ke pengadilan dan bisa divonis penjara. Jadi kita tidak bisa main2 dengan hutang, apapun bentuknya. Usahakan jangan berhutang, atau cepat/lambat kita akan diperbudak oleh pihak yang meminjami kita uang....

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Kemiskinan dan kebodohan : Salah urus bangsa ini"

Posting Komentar